Strategi Pengajaran Bahasa untuk Anak

1. Strategi Bermain
Dalam strategi ini ada lima kriteria yaitu:
a) motivasi intrinsik, yakni memotivasi anak dengan cara belajar sambil bermain; dengan cara ini muncul keinginan belajar dari dalam diri anak, serta anak melakukannya dengan senang;
b) bermain adalah hal yang menyenangkan;
c) model bermain yang dilakukan tidak dikerjakan dengan sambil-lalu karena tingkah-laku itu tidak mengikuti pola/ aturan yang sebenarnya, melainkan lebih bersifat pura-pura;
d) cara bermain lebih diutamakan daripada tujuannya sebab anak lebih tertarik pada tingkah-laku itu sendiri daripada hasil yang akan diperoleh;
e) kelenturan, yakni ditunjukkan baik dalam bentuk maupun dalam hubungan, dan berlaku dalam setiap situasi. Dengan bermain, kita dapat menyisipkan sedikit demi sedikit materi Bahasa Arab.
Dengan bermain, anak akan mendengarkan aneka bunyi, mengucapkan sukukata maupun kosakata. Metode seperti ini dinilai efektif sebab bermain adalah kebutuhan sekaligus cermin perkembangan anak.1 Macam-macam permainan menurut Zulkifli L. dalam bukunya Psikologi Perkembangan sebagai berikut :
a) Permainan Fungsi, yang diutamakan adalah geraknya;
b) Bermain Konstruktif, permainan ini yang diutamakan adalah hasilnya, seperti membuat mobil-mobilan, rumah rumahan, dan sebagainya. Dalam konteks pengajaran bahasa Arab, yang dikonstruk adalah huruf huruf hijaiyah;
c) Permainan Reseptif, sambil mendengarkan cerita-cerita/melihat-lihat buku bergambar, anak berfantasi dan menerima pesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif. Kaitannya dengan metode ini dalam cerita harus disisipkan penggalan bahasa Arab;
d) Permainan Peranan, yakni anak memerankan tokoh, dan tokoh yang diperankan sedikit-sedikit menggunakan kosakata Bahasa Arab;
e) Permainan Sukses, dalam permainan ini yang diutamakan adalah prestasi, seperti mengadakan kuis untuk menyebutkan benda dalam bahasa Arab.2
2. Strategi Bercakap-cakap
Bercakap-cakap mempunyai arti:
a) saling mengkomunikasikan pikiran, perasaan, dan kebutuhan secara verbal;
b) mewujudkan kemampuan reseptif dan bahasa ekspresif. Dengan strategi ini, anak diajak untuk tanya-jawab tentang benda-benda di sekelilingnya dengan menggunakan bahasa Arab, setelah sang Guru memberitahukan beberapa kosakata berbahasa Arab.
Secara umum manfaat bercakap-cakap bagi anak adalah:
a) sebagai alat pemuas kebutuhan anak;
b) berfungsi mengatur, yakni untuk mengendalikan tingkah-laku orang lain;
c) berfungsi sebagai hubungan antarpribadi, yakni bahasa dapat digunakan alat komunikasi dalam lingkungan sosial, termasuk dalam dunia anak-anak;
d) berfungsi bagi diri sendiri, yaitu anak dapat menyatakan pandangannya, peranannya, dan sikapnya;
f) berfungsi heuristic, yaitu berfungsi untu menanyakan sesuatu seperti, “katakan kepadaku mengapa begitu”;
g) fungsi imajinatif, yaitu dengan bahasa anak dapat menghindarkan diri dari kenyataan atau dengan kata lain dapat berfungsi puitis;
h) fungsi informatif, yaitu anak dapat mengkomunikasikan informasi baru kepada orang lain melalui bahasa; fungsi bahasa informatif ini dapat dinyatakan dalam bentuk seperti kalimat “aku punya sesuatu untuk kuceritakan”.
3. Strategi Demonstrasi
Menjelaskan sesuatu secara lisan saja tidak cukup, apalagi dalam pengajaran keterampilan bahasa, tentunya lebih mudah menirukan seperti apa yang diucapkan gurunya setelah ditunjukkan bendanya yang harus dihapalkan. Dalam strategi ini guru menunjukkan, mengerjakan, dan menjelaskan nama benda atau pekerjaan yang ditunjukkan tersebut. Strategi demontrasi ini dapat memberi manfaat antara lain:
a. Dapat dipergunakan untuk memberikan ilustrasi dalam menjelaskan informasi kepada anak. Bagi anak, melihat bagaimana suatu peristiwa berlangsung adalah lebih menarik dan merangsang perhatian serta lebih menantang daripada hanya mendengarkan penjelasan guru;
b. Dapat membantu meningkatkan daya pikir anak dalam peningkatan kemampuan mengenai nama benda-benda dalam bahasa Arab dan mengingatnya. Pengembangan daya pikir anak dalam memperoleh pengalaman di bidang ilmu pengetahuan akan sangat berkesan dan sulit untuk dilupakan sampai dia dewasa sehingga dapat menguasai banyak kosakata bahasa Arab.
4. Strategi Projek
Strategi Projek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak pada persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara kelompok, misalnya menyebutkan berbagai jenis pekerjaan dengan bahasa Arab, kemudian didiskusikan bersama dengan bantuan seorang pemandu dalam kelompok anak-anak itu. Metode ini berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep learning by doing, yaitu perolehan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan sesuai dengan tujuannya, terutama proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah-laku untuk mencapai tujuan.
Menurut hasil penelitian, terdapat hubungan yang erat antara proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan bagi anak harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan yang dapat memacu anak untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam pembelajaran bahasa Arab, misalnya saja pengalaman penambahan kosakata yang diperolehnya ketika bermain dan belajar dengan ibunya. Lingkungan kehidupan sebagai pribadi dan terutama lingkungan kehidupan anak dalam kelompok, banyak memberikan pengalaman bagaimana praktek berbicara bahasa Arab secara bersama-sama dengan temannya. Manfaat strategi ini bagi anak yang dalam perkembangan, terletak pada kekuatannya dalam memotivasi anak untuk mempelajari bahasa Arab.
Strategi ini sangat penting dalam membentuk pribadi anak yang sehat sehingga dapat dengan mudah menerima pelajaran bahasa Arab. Pribadi anak yang sehat adalah pribadi yang memiliki ciri-ciri seperti sikap mandiri, percaya diri, mudah menyesuaikan diri, dan dapat mengembangkan diri. Dengan metode ini diharapkan anak dapat belajar bahasa Arab secara optimal.
5. Strategi Bercerita
Strategi ini merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak dengan cara membawakan cerita secara lisan. Lewat cerita itu disisipkan nama-nama pelakunya dalam bahasa Arab, misalnya kata “sekretaris” disebut “katib”, direktur disebut “mudir”, dan lain sebagainya. Akan tetapi, cerita yang dibawakan harus menarik dan mengundang perhatian anak, dan tidak terlepas dari tujuan pendidikan bagi anak. Ada beberapa macam teknik bercerita, sebagai berikut. Membaca langsung dari buku cerita Teknik bercerita dengan membacakan langsung dari buku cerita ini sangat bagus bila guru menambahkan puisi/prosa yang sesuai untuk dibacakan kepada anak. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku Bila cerita yang disampaikan kepada anak terlalu panjang dan terinci, maka penambahan ilustrasi gambar dari buku yang menarik perhatian anak dapat menjadikan teknik bercerita ini akan berfungsi dengan baik.
Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi gambar menuntut pemusatan perhatian yang lebih besar dibandingkan bila anak mendengarkan cerita dari buku bergambar. Penggunaan gambar dalam cerita dimaksudkan untuk memperjelas pesan-pesan yang dituturkan, juga untuk mengingatkan perhatian anak pada jalannya cerita. Menceritakan dongeng Cerita dongeng merupakan bentuk kesenian yang paling kuno. Mendongeng merupakan cara meneruskan warisan budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Dongeng dapat dipergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kebajikan kepada anak. Lewat dongeng ini pula dapat diselipkan beberapa kosakata bahasa Arab. Bercerita dengan menggunakan flanel Guru dapat membuat papan flanel yang berwarna netral, misalnya abu-abu. Tulisan-tulisan nama benda dalam bahasa Arab berserta gambar-gambar digunting dan dirapikan, kemudian anak-anak yang menempelkannya dengan cara menyesuaikan antara gambar dan namanya.3
[1] Moeslichatoen R., Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak (Jakarta: Rineka Cipta,
1999), hal. 33. 4
[2] Dzulkifli L., Psikologi Perkembangan Remaja (Bandung: Rosda Karya, 2002), hal. 2.
[3] The Grolier International Dictionary (Massachussets: Inforonics Inc., 1987), hal. 74.