BUTA WACANA/BUTA AKSARA

Sepintas melihat judul buku ini, merasa diri ini jumawa.
Dalam hati, mungkin saat kubaca nanti akan menghakimi banyak orang sesuai dengan judulnya.
Itulah gambaran manakala hanya melihat sepintas tanpa mengkaji terlebih dahulu.
Terlebih lagi jika, hanya melihat sepintas.
menggorengnya dengan menambahi atau mengurangi.
Diolah sedemikian rupa, lalu disebarkan.
Jempol-jempol tanpa wacanapun dengan ringannya turut menyebarkan.
Suasanapun tak senyaman dan seramah biasanya.
Maka tak ragu jika kubuat statemen kalau buta wacana lebih berbahaya daripada buta aksara.
Buta aksara, mungkin akan diam jika menerima berita.
Karena memang buta aksara tak mengenal kata.
Setelah kubaca dari lembar per lembar.
Kata goblok itu mengarah pada diri ini sendiri, langsung percaya pada informasi yang tidak dapat dipercaya kebenarannya.
Tanpa mengkaji kepastiannya.
Padahal dizaman seperti ini, sangat mudah mencari referensi untuk melakukan cross check tentang kebenaran sebuah berita.
Tinggal klik and klik untuk menganalisa barisan kata.
Seperti yang dikatakan Puthut EA yakni di Era ini semua serba cepat.
Namun, bukan berarti kita juga cepat berkomentar, menghakimi atau melaporkan seseorang.
Diam dulu, lakukan pengendapan pikiran dan melakukan refleksi.