Bakat dibarengi Minat

Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang “Inherent” dalam diri seseorang yang dibawakan sejak mereka lahir dan terkait dengan struktur otak. Secara genetis struktur otak memang telah terbentuk sejak lahir, tetapi bekerjanya otak itu sangat ditentukan oleh bagaimana lingkungan berinteraksi dengan anak manusia itu. Bakat dapat diartikan pula sebagai kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan dan dikembangkan. Mengacu pada pendapat Dr. Anders Ericsson dalam buku Cambridge Handbook of Expertise and Expert Performance, bahwa orang-orang yang diberi hadiah orang yang selalu “diciptakan” atau “dilatih”, dan bukan dilahirkan. [1]

Minat adalah proses kecenderungan yang menetap dalam diri seseorang untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Seseorang yang berminat terhadap sesuatu atau beberapa kegiatan akan memperhatikan kegiatan itu secara konsisten dengan rasa senang. Dengan adanya minat pada setiap individu dalam kegiatannya itu akan membantu mereka merasakan kenyaman dalam proses aktivitasnya, terutama bagi seorang pelajar dalam proses belajarnya. [2] Minat sendiri itu kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau sangat menyukai pada sesuatu itu. Misalnya, minat terhadap pelajaran, minat terhadap olahraga, ataupun minat terhadap hobi. Dalam menjalankan minat, ia sangat erat sekali dengan dengan pikiran dan perasaan.

Antara keduanya harus jalan berimbang untuk menghasilkan skill yang ada pada diri anak. Ketika anak memiliki bakat tertentu, tapi tidak diimbangi dengan minat. Maka sama artinya dengan mensia-siakan anugerah Tuhan. Karena Bakat itu sendiri adalah gilf, Anugerah yang tidak semua orang diberikan potensi tersebut.

Bakat tidak bisa dibentuk karena ia memang bawaan, namun bisa diasah. Sedangkan Minat bisa dibentuk. Dengan dukungan orang-orang disekitar dan fasilitas yang menumbuhkan Bakat minat tersebut. Orangtua yang bijak, adalah orang tua yang sudah menemukan bakat anak sejak dini terutama diusia Golden Age mereka.

Sehingga Ketika bakat tersebut sudah ditemukan, tinggal bagaimana orang tua menumbuhkan minat anak dengan memberikan ruang kepada anak untuk menyalurkan bakatnya kepada hal-hal yang positif dan tentunya akan memberikan kemanfaatan bagi tumbuh kembang anak sekaligus juga sekitarnya.

Jadi, Bakat tanpa dibarengi Minat adalah Nihil. Sebaliknya, ada Minat tapi tidak ada bakat masih bisa diasah meski membutuhkan proses yang lebih lama. Disini peran orang tua dan lingkungan tumbuh kembang anak, sangat penting dalam menumbuhkan minat mereka.

  1. Meilia Ajeng and Hening Mahargiyanti, “Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Pada Siswa MTS Muhammadiyah 07 Purbalingga Institut Agama Islam Negeri,” Skripsi, 2017.
  2. Sholahuddin Majid, Syamsuddin RS, and Moch Fakhruroji, “Manajemen Strategi Pesantren Dalam Mengembangkan Bakat Dan Minat Santri,” Tadbir : Jurnal Manajemen Dakwah 3, no. 1 (2018): 67–83, http://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tadbir/article/view/158.
0Shares
ANASAH Channel

ANASAH Channel

Saya adalah penggiat literasi baik secara digital atau manual. Tujuan dari web ini adalah untuk mengait tentang pengalaman saya dan sumber rujukan yang telah saya baca. Semoga bermanfaat bagi para pembaca

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *